Tim operasional Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres
Payakumbuh, Kamis (26/3) sore, menggerebek sebuah pabrik pembuatan saus
sambal di kawasan Sicincinhilia, Kelurahan Sicincin, Kecamatan
Payakumbuh Timur.
Pabrik saus sambal milik UD Bintang Roso yang berada 100 meter dari
perempatan Pakansalasa, persisnya di sebuah bangunan bekas rice milling
tersebut digerebek tim operasional Satreskrim, karena diduga
menyalahgunakan bahan tambahan makanan.

Menurut Kapolres Payakumbuh AKBP Yuliani, pengerebekan pabrik saus
sambal ini berawal dari informasi masyarakat dan laporan intelijen.
”Satintelkam (Satuan Intelijen dan Keamanan) kami mendapat informasi
dari masyarakat. Informasi itu ditindaklanjuti Satreskrim, dengan
melakukan penggerebekan,” ujarnya.
AKP Adek Chandra menambahkan, saat tim operasional Satreskrim
melakukan penggerebekan di pabrik saus UD Bintang Roso, pihaknya
menemukan sejumlah kejanggalan.
Misalnya di belakang bangunan pabrik, tim mendapati ribuan bungkus
saus sambal bermerek ”Niki Nikmat” dan ”Sedap Nikmat” yang dibuang ke
dalam sebuah lobang besar menyerupai kolam ikan.
”Kami belum dapat kepastian, kenapa saus sambal yang sudah dibungkus
dalam plastik dan diberi merek tersebut, sampai dibuang ke dalam sebuah
lobang menyerupai kolam yang penuh saus sambal. Dibilang sudah
kedaluarsa, tidak juga. Karena di mereknya tertulis kode kedaluarsa
2016. Ini kan janggal,” ujal AKP Adek Chandra.
Selain janggal, saus-saus sambal yang dibuang begitu saja ke dalam
lobang besar dekat tanah tersebut diduga bisa membahayakan lingkungan.
Karenanya, saat menggerebek, AKP Adek Chandra didampingi KBO
Satreskrim Iptu Elvis Susilo dan Komandan Tim Buser Bripka Noviansyah
sempat berkoordinasi dengan lurah setempat dan petugas Diskes.
Keanehan lain juga ditemukan tim operasional Satreskrim, saat melihat
bagian dalam pabrik. ”Di dalam pabrik kami menemukan banyak fakta.
Misalnya, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat saus sambal, hampir
seluruhya bahan kimia yang diduga berbahaya bagi kesehatan,” kata AKP
Adek Chandra.
Kalaupun ada bahan-bahan alami yang digunakan pemilik pabrik, menurut
AKP Adek Chandra, hanya ubi kayu yang sudah diracik-racik dan dijadikan
sebagai tepung ubi dan tepung terigu. Namun menurutnya, tepung yang
tersimpan dalam puluhan karung tersebut sebagian sudah ditumbuhi jamur.
”Tepung inilah yang digunakan untuk bikin saus sambal. Sedangkan
cabai dan tomat alami tak dipakai. Diganti dengan zat-zat kimia. Cabai
diganti dengan capsio, tomat diganti dengan garlio. Untuk memberi warna
merah dipakai ponseao 4R dan sunset yellow. Bahan-bahan kimia ini sudah
kami amankan,” beber AKP Adek Chandra.
Kecuali memantau bahan-bahan yang digunakan untuk membuat saus
sambal, tim operasional Satreskrim juga melihat mesin, ruang produksi,
dan kolam-kolam penampung saus yang dihasilkan.
”Diduga, tempatnya tidak higenis. Banyak saus yang sudah diproduksi,
tapi dibiarkan dalam bak penampung,” ujar AKP Adek Chandra. Sayang,
pemilik pabrik atau owner UD Bintang Roso tak berhasil dimintai
keterangan oleh polisi.
Menurut lima karyawan yang bekerja di pabrik tersebut, bos mereka
seorang wanita berinisial DR di Surabaya. ”Keterangan lima karyawan yang
berada di pabrik, bos mereka keluar kota. Pergi ke Surabaya,” tukup
Iptu Elvis.
Untuk sementara, kasus penggerebekan pabrik saus sambal ini masih
dalam penyelidikan Unit Reserse Ekonomi, Satreskrim Polres Payakumbuh.
Sementara lima karyawan pabrik, masing-masing WDO, SA, AN, YN, dan RS,
kemarin sore terlihat berada di ruang Satreskrim untuk menjalani proses
penyelidikan.
Menurut WDO, sebelum membuat pabrik saus sambal di Sicincihilia, bos
mereka DR, membuka usaha di Jalan Rasuna Said Nomor 12, Balai Nan Tuo,
Tiaka. DR juga disebut WDO mengantongi sejumlah izin.
Di antara izin usaha yang dikantongi DO dan copy-nya sudah diamankan
polisi adalah SIUP Kecil, TDP, TDO, serta HO/Izin Usaha. Semua dokumen
tersebut, terlihat diterbitkan Pemko Payakumbuh tahun 2010 lalu, tapi
dengan alamat di Jalan Rasuna Said, bukan di kawasan Sicincinhilia.
Selain izin dari Pemko, juga ditemukan sertifikat halal dari MUI,
namun dengan berlaku 2010-2012. ”Kami akan periksa lagi semua izin-izin
ini,” kata AKP Adek Chandra.
Sementara, empat karyawan UD Bintang Roso, yakni SA, AN, YN, dan RS
yang semuanya warga Sicincinhilia mengaku hanya pekerja. ”Soal izin-izin
kami tak tahu. Kami hanya pekerja,” kata mereka kepada penyidik dan
sejumlah wartawan.
Sumber: koran padek